Ahad, 9 November 2025 menjadi hari yang padat bagi jajaran MWCNU Tanggunggunung. Sejumlah kegiatan keagamaan dan organisasi berlangsung hampir bersamaan di berbagai tempat, namun padatnya agenda tidak mengurangi semangat untuk tetap melaksanakan kegiatan rutin Lailatul Ijtima Nahdlatul Ulama.
Sejak pagi telah digelar Musabaqah Tilawatil Qur’an di Desa Jengglungharjo yang melibatkan perwakilan santri dari seluruh TPQ dan Madin se-Kecamatan Tanggunggunung di bawah naungan LP Ma’arif NU. Di waktu yang sama, Forum Silaturahmi (FORSA) Fatayat-Muslimat juga diselenggarakan di Ranting Kresikan, sementara di Gedung MWCNU berlangsung Workshop Jurnalistik yang diikuti oleh perwakilan lembaga dan banom.
Meski kegiatan begitu padat, semangat keistiqamahan tetap terjaga. Pada malam harinya, MWCNU Tanggunggunung tetap melaksanakan Lailatul Ijtima, yang kali ini bertempat di Masjid Darussalam Dusun Turi, Desa Tenggarejo. Kegiatan rutin yang digelar setiap selapan sekali secara bergiliran di tiap-tiap ranting ini dihadiri tidak kurang dari seratus jamaah.
Dalam kegiatan tersebut, Ketua Tanfidziyah MWCNU Tanggunggunung, Eko Ali Sadikin, menyampaikan pentingnya menjaga keikhlasan dalam berkhidmat di lingkungan Nahdlatul Ulama. Keikhlasan dianggap sebagai dasar utama dalam perjuangan, karena dengan niat yang ikhlas, diharapkan seluruh kader NU mendapat keberkahan serta termasuk dalam golongan santri yang mendapat doa dan syafaat para ulama pendiri, khususnya Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari.
Adapun tausiyah disampaikan oleh Gus Mastur dari Pondok Pesantren Darussolihin Campurdarat. Dalam ceramahnya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ngaji merupakan ruh bagi Nahdlatul Ulama. Menurutnya, tanpa tradisi ngaji, maka NU akan kehilangan ruh dan jati dirinya sebagai jam’iyyah diniyyah yang berakar pada keilmuan Islam.
Selain itu, beliau juga menyampaikan pesan moral mengenai pentingnya menjaga kehalalan rezeki. Disebutkan bahwa penghasilan yang tidak halal dapat membawa tiga akibat besar, yakni doa yang sulit dikabulkan, hilangnya keberkahan hidup, serta munculnya rasa malas dalam beribadah.
Melalui kegiatan Lailatul Ijtima ini, MWCNU Tanggunggunung terus meneguhkan semangat jamaah untuk menjaga tradisi keilmuan, keikhlasan, dan kebersamaan yang menjadi ruh utama Nahdlatul Ulama.


0 Komentar