Tanggunggunung, 28 September 2025 – Sebagai bentuk komitmen untuk menangkal paham radikalisme di kalangan pelajar dan santri, PAC Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Tanggunggunung menggelar seminar bertajuk “Mencegah pergaulan bebas dan Penguatan Akidah Ahlu Sunnah wal Jamaah An Nahdliyah untuk Mencegah Radikalisme.” Acara yang berlangsung di gedung serbaguna MWC NU Tanggunggunung ini dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari pelajar, santri, tokoh masyarakat setempat, dan tentunya PAC IPNU IPPNU Kec Tanggunggunung dan Banom lain tingkat MWC.
Dalam Seminar ini menghadirkan Eko Ali Sadikin, seorang tokoh pemuda dan aktivis Nahdlatul Ulama yang juga dikenal sebagai pembicara handal dalam bidang keagamaan dan pemahaman moderasi Islam. Dalam pemaparannya, Eko Ali Sadikin menekankan betapa pentingnya menjaga pergaulan sehari-hari dan memperkuat akidah Ahlu Sunnah wal Jamaah An Nahdliyah sebagai benteng utama dalam melawan pengaruh radikalisme dan sikap intoleran yang kini semakin mengkhawatirkan.
“Radikalisme bukan hanya ancaman bagi keamanan, tetapi juga merusak persatuan umat Islam sendiri. Oleh karena itu, menjaga pergaulan yang sehat dan berlandaskan nilai-nilai Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah keharusan bagi kita semua,” kata Eko Ali Sadikin di hadapan para hadirin.
Adapun inti peembahasan yang disampaikan antara lain:
1. Pentingnya Menjaga Pergaulan
Dalam materinya, Eko Ali Sadikin menjelaskan bahwa pergaulan yang terbuka dan tanpa batas seringkali mengundang pengaruh negatif yang dapat merusak keyakinan dan akhlak seorang pelajar maupun santri. Ia mengingatkan agar para peserta lebih selektif dalam memilih teman dan lingkungan pergaulan yang mampu mendukung penguatan iman dan menciptakan suasana yang kondusif untuk pertumbuhan spiritual.
“Pergaulan adalah ladang ujian iman kita sehari-hari. Jika kita tidak bisa menjaga siapa yang bergaul dengan kita, maka akidah dan moralitas akan mudah terpengaruh,” ujarnya.
Lebih lanjut, Eko Ali Sadikin juga menyoroti pentingnya peran keluarga dan lembaga pendidikan serta organisasi keagamaan seperti IPNU dalam memberikan bimbingan dan pendampingan agar generasi muda tidak terjerumus kepada kelompok radikal yang berbahaya.
2. Penguatan Akidah Ahlu Sunnah wal Jamaah An Nahdliyah
Selain menekankan soal pergaulan, seminar ini juga mengangkat pentingnya penguatan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah An Nahdliyah sebagai fondasi utama menjaga kemurnian iman dan toleransi beragama. Ahlu Sunnah wal Jamaah yang dianut oleh Nahdlatul Ulama selama ini menjadi pegangan moderat yang menolak segala bentuk ekstrimisme dan kekerasan dalam beragama.
Eko Ali Sadikin memaparkan bahwa penguatan akidah bukan hanya dilakukan pada momen tertentu, tetapi harus menjadi bagian dari pendidikan dan pembinaan yang kontinu baik di pesantren, sekolah, maupun di lingkungan keluarga.
“Penguatan akidah harus melalui pemahaman yang benar tentang Islam yang rahmatan lil ‘alamin, memegang teguh rukun iman dan syariat sesuai dengan manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah yang kita warisi dari para ulama kita,” jelasnya.
3. Respon Positif dari Peserta
Para peserta yang sebagian besar adalah pelajar dan santri menyambut baik acara seminar anti radikalisme ini. Mereka merasa mendapatkan pencerahan dan motivasi untuk lebih waspada terhadap pengaruh negatif yang berupaya merusak akidah dan persatuan umat.
Salah satu anggota IPNU dari Pimpinan Ranting Jengglungharho, Bicasa Aziz, menyatakan, “Seminar ini membuka wawasan saya tentang pentingnya menjaga lingkungan dan pergaulan agar tidak terseret ke hal-hal yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar.”
Sementara itu, Ketua PAC IPNU Tanggunggunung, Dimas Ardiansyah, menyampaikan harapannya agar seminar semacam ini rutin digelar agar penyebaran paham radikalisme dapat diminimalisir melalui pendekatan edukasi dan penguatan keimanan.
4. Langkah Konkrit Pencegahan Radikalisme
Seminar ini menjadi momentum penting bagi PAC IPNU Tanggunggunung untuk memperkuat langkah pencegahan radikalisme dengan mengintegrasikan program-program keagamaan yang fokus pada pendidikan akidah, bimbingan moral, dan pelatihan kepemimpinan berbasis nilai-nilai Ahlu Sunnah wal Jamaah.
Selain itu, kegiatan ini juga mengajak seluruh elemen masyarakat mulai dari keluarga, sekolah, pesantren, dan organisasi pemuda untuk bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi tumbuh kembang generasi muda yang beriman dan berakhlak mulia.
Pada akhirnya, Seminar anti radikalisme yang digelar PAC IPNU Tanggunggunung dengan menghadirkan Eko Ali Sadikin sebagai pembicara menjadi langkah strategis yang sangat tepat dalam mengedukasi pelajar dan santri agar tidak terlena oleh ideologi radikal yang dapat memecah belah umat. Melalui penguatan pergaulan yang sehat dan akidah Ahlu Sunnah wal Jamaah An Nahdliyah yang kuat, diharapkan generasi muda dapat menjadi benteng kokoh dalam menjaga keutuhan agama dan negara.
Dengan semakin gencarnya program-program seperti ini, diharapkan semangat moderasi dan toleransi yang diajarkan oleh Nahdlatul Ulama dan IPNU dapat menembus segala lapisan masyarakat, menciptakan harmoni dan kedamaian dalam keberagamaan di Indonesia.


0 Komentar