Jengglungharjo, 24 Oktober 2023 - Dalam suasana yang penuh semangat kebersamaan, organisasi kepemudaan Islam IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama), Ranting Jengglungharjo Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, menggelar peringatan Hari Santri Nasional dengan antusiasme luar biasa dari masyarakat setempat. Acara yang berlangsung di Masjid Al-Ikhlas ini menjadi momentum penting untuk mengenang peran santri dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, sekaligus mendorong generasi muda untuk terus berkontribusi dalam pembangunan nasional. kegiatan ini diisi oleh rangkaian tahlil dan ceramah ilmiah yang disampaikan oleh Ustad Ahmad Sis, seorang ulama muda yang dikenal visioner dalam bidang pendidikan dan dakwah.
Hari Santri, yang diperingati setiap 22 Oktober, merupakan hari bersejarah yang mengenang perlawanan santri terhadap penjajah Belanda pada tahun 1945. Pada tanggal tersebut, ribuan santri dari berbagai pesantren di Jawa dan Madura bergerak bersama untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Peringatan ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga ajang untuk merefleksikan nilai-nilai kejuangan, toleransi, dan inovasi yang diwariskan oleh para santri. Di era digital saat ini, peringatan ini menjadi panggilan bagi santri untuk tetap relevan, menggabungkan ilmu agama dengan kemajuan teknologi dan sosial.
Acara dimulai pukul 19.00 WIB dengan sesi tahlil yang dipimpin oleh ketua ranting NU Jengglungharjo. Tahlil, yang merupakan doa bersama untuk mendoakan arwah para pejuang santri, menciptakan atmosfer khusyuk dan penuh haru. Peserta yang hadir, mulai dari anak-anak muda hingga orang tua, duduk berjajar di dalam masjid, menyanyikan shalawat dan membaca ayat-ayat Al-Quran. Suasana ini semakin mengharukan dengan hujan lebat yang turun sejak sore hari, namun tidak menyurutkan semangat para peserta. Banyak yang rela duduk di serambi masjid menunjukkan komitmen mereka terhadap acara ini.
Setelah tahlil, acara dilanjutkan dengan ceramah ilmiah oleh Ustad Ahmad Sis. Dalam penyampaiannya yang berlangsung selama sekitar satu jam, Ustad Ahmad Sis membahas pentingnya santri untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Ia menekankan bahwa santri bukan hanya ahli dalam bidang agama, tetapi juga harus menjadi agen perubahan sosial. "Santri harus mampu mengintegrasikan ilmu agama dengan ilmu pengetahuan modern, seperti teknologi digital, untuk menghadapi tantangan global," ujarnya.
Ceramah ini mendapat sambutan hangat, dengan peserta aktif bertanya dan berdiskusi, menunjukkan minat yang tinggi terhadap topik tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua Ranting IPPNU Jengglungharjo membahas peran santri yang melek digital. "Di era informasi seperti sekarang, santri tidak boleh ketinggalan. Kita harus mahir menggunakan media sosial, internet, dan teknologi lainnya untuk menyebarkan dakwah yang positif, membangun jaringan, dan bahkan berkontribusi dalam ekonomi digital. Namun, semua itu harus tetap berlandaskan akhlak dan nilai-nilai Islam," katanya. Ia juga mengingatkan bahwa perkembangan zaman membawa peluang sekaligus tantangan, seperti penyebaran hoaks dan radikalisme, yang harus dihadapi dengan kewaspadaan dan pendidikan yang baik.
Ketua PAC IPNU Kecamatan Tanggunggunung, dalam sambutannya yang penuh semangat, menyoroti jiwa berkemajuan sebagai fondasi bagi kemajuan bangsa. "Santri harus memiliki jiwa berkemajuan, berperadaban, dan berkeadaban. Ini bukan sekadar slogan, tetapi komitmen untuk membangun Indonesia yang maju dan bermartabat. Dengan semangat ini, kita bisa menuju Indonesia Emas 2045, di mana santri menjadi pelopor kebangkitan negara," ungkapnya konsep Hubbul Wathan Minal Iman" (Cinta tanah air adalah bagian dari iman) harus ditanamkan dan dikembangkan untuk menuju santri IPNU IPPNU yang berkemajuan,kematangan pola pikir dan berkeadaban dalam bertindak. "Santri bukan hanya belajar di pesantren, tetapi juga harus terjun langsung dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan ekonomi untuk memajukan masyarakat," tambahnya.
Dukungan dari pemerintah desa juga sangat terasa. Kepala Desa Jengglungharjo Bapak Rudi Santoso, hadir dan memberikan sambutan yang menyemangati. "Sebagai kepala desa, saya mendukung penuh kegiatan seperti ini. Pemerintah Desa Tanggunggunung siap memfasilitasi segala kebutuhan, mulai dari tempat, logistik, hingga pendanaan, agar acara-acara positif seperti peringatan Hari Santri dapat terus berlangsung. Ini adalah investasi untuk generasi muda yang akan membawa desa kita ke arah yang lebih baik," kata Bapak Rudi. Ia menambahkan bahwa desa ini memiliki potensi besar dalam bidang pertanian dan pendidikan, dan peran santri sangat penting untuk mengembangkan sektor tersebut.
Antusiasme warga sekitar memang membludak. Meskipun hujan lebat mengguyur sejak awal acara, jumlah peserta mencapai puluhan orang, melebihi kapasitas masjid. Banyak yang datang dari desa-desa tetangga, termasuk keluarga besar, remaja, dan tokoh masyarakat. "Ini acara yang sangat bermakna. Kami datang untuk mengenang sejarah dan belajar dari para santri," ujar salah satu warga, Bapak Suyud, sekaligus takmir masjid tersebut. Kondisi cuaca yang buruk justru menambah nilai solidaritas, dengan peserta saling berbagi payung dan tempat duduk.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang peringatan, tetapi juga platform untuk networking dan inspirasi. Setelah ceramah, dilanjutkan dengan diskusi kelompok dan doa bersama. Banyak peserta yang mengaku terinspirasi untuk lebih aktif dalam organisasi kepemudaan dan kegiatan sosial. "Kami berharap acara seperti ini bisa rutin digelar, tidak hanya pada Hari Santri, tetapi juga dalam momentum-momentum penting lainnya," kata salah satu anggota ranting Jengglungharjo
Dan pada penghujung acara kiai Suparni memimlin doa penutup untuk menambah keberkahan acara ini dan kekhusyukan peserta terlihat saat doa dilantunkan.
Secara keseluruhan, peringatan Hari Santri di Jengglungharjo ini berhasil menciptakan atmosfer yang positif dan edukatif. Dengan dukungan dari berbagai pihak, acara ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memperingati hari bersejarah ini. Santri, sebagai garda terdepan umat, dituntut untuk terus berinovasi dan berkontribusi, sehingga Indonesia dapat mencapai cita-cita sebagai negara maju dan bermartabat. Acara ditutup dengan doa bersama, diiringi harapan agar semangat santri terus menyala di hati generasi muda.


0 Komentar